Secangkir Makna

Jika kau bukan anak raja, bukan juga anak ulama besar, maka menulislah.


Akhirnya Putus Juga

Ketersinambungan menulis di Blog yang telah berjalan selama sepuluh hari sejak tahun baru, akhirnya putus juga. Sebelas Januari adalah hari pertama saya skip menulis di tahun ini. Meskipun saya sadar akan ada hari-hari berikutnya yang menyusul, saat ini saya masih berusaha agar skip itu tidak terjadi secara beruntun.

Beberapa hari yang lalu, saya sempat membahas tentang potensi kegagalan writing streak yang sedang saya lakukan. Saya mengira bahwa hari-hari itu akan terjadi ketika saya sedang melakukan perjalanan ke luar kota. Sayangnya, prediksi itu meleset. Hari itu terjadi ketika saya sedang di rumah. Hanya saja, repotnya sedang ora umum.

Kerepotan itu tentu saja terjadi karena kemarin bertepatan dengan malam minggu wage. Setiap selapanan (35 hari), diadakan pengajian rutin warga di rumah saya. Karena bertepatan dengan musim hujan, maka perlu pasang tenda untuk mengakomodir jamaah yang hadir di luar. Pemasangan tenda ini, biasanya dilakukan pada Sabtu pagi.

Persiapan juga dilanjutkan di waktu sore menjelang siang. Sound system, lampu-lampu, karpet, panggung, dan tentu saja background panggung itu. Syukurnya, semua dilakukan dengan gotong royong bersama warga sekitar. Pantesnya, saya sebagai tuan rumah ya perlu bantu-bantu, minimal ngetok lah.

Malangnya, ada kejadian tidak terduga setelah tenda terpasang. Talut pembatas jalan dengan jalur irigasi di seberang rumah jebol. Sepertinya ada truk muatan berat yang lewat, tapi terlalu mepet. Walhasil, ada kerja tambahan. Kami perlu mengangkat bongkahan batu-batu yang ambrol ke dalam saluran irigasi. Bagaimanapun, jangan sampai saluran ini mampet. Kalau mampet, bisa-bisa kami kebanjiran kalau terjadi hujan lebat.

Disisi lain, saya juga kedatangan beberapa tamu yang hadir untuk ikut kegiatan pengajian. Teman-teman saya, sebagian sudah datang menginap sejak hari Jum’at. Ada yang datang sore hari menjelang waktu pengajian juga. Hal ini tentu saja juga menambah kesibukan saya untuk ikram al-duyuf.

Malamnya, pengajian berlangsung sampai menjelang jam sepuluh. Karena ada kejadian talut ambrol tadi, kami terpaksa langsung membongkar tenda. Biasanya kami melakukannya keesokan paginya. Bersih-bersih, membongkar instalasi lampu, dan lainnya langsung kami lakukan malam itu juga. Alhamdulillah, semua tuntas dan bersih sekitar jam 11 malam. Setelah istirahat sebentar dan bercengkrama dengan kawan-kawan yang tersisa, saya memutuskan untuk tidur. Saya ingat belum menulis untuk hari itu, tapi saya dengan sadar mengabaikannya.

Setelah saya pikir-pikir, tidak masalah juga untuk tidak menulis pada hari-hari khusus seperti itu. Toh semua aktivitas yang saya lakukan (sepertinya) adalah kebaikan. Selain itu, saya juga mengisi pengajian hampir satu jam lamanya. Seandainya konten pengajian itu dijadikan tulisan, mungkin bisa dibagi menjadi beberapa chapter.

Menulis memang juga merupakan salah satu opsi aktivitas baik yang bisa saya lakukan. Tapi, (dalam menulis) lebih banyak manfaatnya hanya untuk diri saya sendiri. Sedangkan manfaat yang lebih luas dampaknya, tentu saja lebih utama. Sehingga saya lebih mantap, jika ada hal-hal yang lebih besar dan luas manfaatnya sedang atau akan saya lakukan sampai tidak menyisakan waktu untuk menulis, sepertinya boleh-boleh saja lah meninggalkan aktivitas menulis. Hehehe

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Subscribe Newsletter

Latest Posts