Secangkir Makna

Jika kau bukan anak raja, bukan juga anak ulama besar, maka menulislah.


Terima Kasih

Belakangan ini, saya cukup longgar. Ada banyak waktu yang tersedia untuk membaca, belajar, dan berdiskusi. Tak ketinggalan, saya pun juga jadi lebih rajin menulis. Hampir setiap hari, dalam 50 hari terakhir —ini adalah hari ke-51— saya selalu menulis, setidaknya satu tulisan di blog ini.

Saya baru menyadarinya beberapa hari lalu lewat menu notifikasi, “you’re on a 47-day streak…” ucap pemberitahuan itu. “Wah, bisa nih 50 hari berturut-turut posting,” gumam batin saya secara otomatis. Dan ya, hari ke-50 itu pun telah terlewati. Saya berhasil!

Pada postingan akhir tahun lalu, saya sempat punya angen-angen men-challenge diri sendiri untuk lebih rajin menulis.

“Mungkin saya perlu men-challenge diri sendiri untuk menulis tanpa putus selama satu bulan atau lebih. Entah kenapa, saya merasa perlu lebih banyak untuk mendokumentasikan kepingan-kepingan hidup saya dengan lebih baik ketika menginjak usia 30 tahun.”

Begitulah kata-kata yang sempat tertulis pada postingan itu. Ya, saya berhasil melaluinya.

Tulisan-tulisan saya, sebenarnya ya masih terasa begitu-begitu saja. Entah bagaimana, kadang ada bedanya tulisan yang ditulis dengan mood yang baik dan tidak. Ketika saya membaca ulang tulisan-tulisan selama 50 hari terakhir, ternyata saya merasa perlu banyak merevisinya. Tapi sudahlah, blog ini kan memang arena untuk berlatih menulis. Kenapa malah harus direvisi?

Goals saya hanya satu: menjadi lebih rajin menulis. Saya berharap, dengan kerajinan itu, saya menjadi terbiasa menulis. Tentu saja habit menulis tidak akan datang tiba-tiba. Perlu latihan, perlu determinasi, perlu mengalahkan mood. Dan sejauh ini, alhamdulillah saya merasa cukup bisa mengatasi kemalasan menulis.

Saya juga memulai kanal tulisan baru di Medium. Namun saya belum banyak menulis disana. Saya masih berharap untuk fokus disini, agar terbiasa dan lebih terbiasa lagi. Akan tetapi, mungkin nantinya blog ini akan saya fokuskan pada konten-konten religi seperti biasanya. Sedangkan konten-konten seperti ini tampaknya akan lebih sering saya dokumentasikan di Medium.

‘Alā kulli ḥāl, saya bersyukur dengan semua ini. Mungkin setelah ini saya akan sedikit lebih kendur menulis di blog ini. Ada beberapa kesibukan yang sudah siap menghadang saya di depan mata. Tapi, barangkali kemampuan menulis “lebih cepat” saya sudah sedikit lebih terlatih. Sehingga, semoga, saya tetap bisa menyisihkan sedikit waktu untuk berbagi disini.

Bagi siapapun anda yang telah meluangkan waktu untuk membaca bagian-bagian dari blog ini, saya ucapkan terima kasih tak terhingga. Semoga segala hal yang anda baca bermanfaat, baik bagi anda maupun bagi saya. Terima kasih!

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Subscribe Newsletter

Latest Posts