Secangkir Makna

Jika kau bukan anak raja, bukan juga anak ulama besar, maka menulislah.


Setiap Muslim Wajib Bersedekah

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim, bersumber dari Abu Musa al-Asy’ari, disebutkan bahwa suatu ketika Nabi bersabda, “Setiap muslim wajib bersedekah.” Mendengar hal ini, para sahabat kemudian bertanya kepada Nabi, “Bagaimana jika ia tidak punya sesuatu untuk disedekahkan?” Nabi lalu menjawab, “Hendaknya ia bekerja dengan kedua tangannya sehingga ia mampu memenuhi kebutuhannya dan bersedekah dengannya (kelebihan dari kebutuhannya).” Para sahabat menyahut lagi, “Jika ia tidak mampu bekerja bagaimana?” Nabi membalas, “Maka hendaknya ia menolong orang yang membutuhkan bantuan.” Mereka pun bertanya lagi kepada Nabi saw, “Bagaimana jika ia tidak bisa melakukannya?” Nabi menimpali, “Hendaknya ia memerintahkan untuk melakukan kebaikan.” Para sahabat masih bertanya lagi, “Bagaimana jika ia tidak dapat melakukannya?” Nabi memberikan pungkasan, “Hendaknya ia menahan dirinya dari melakukan keburukan, karena itu adalah sedekah baginya.”


Dari hadis diatas, ada pelajaran penting bahwa setiap muslim, tanpa terkecuali, diwajibkan untuk melakukan sedekah. Nabi Muhammad saw bersabda, “Setiap muslim wajib bersedekah.” Namun, apa yang terjadi jika seseorang tidak memiliki harta untuk disedekahkan?

Pertanyaan para sahabat kepada Nabi Muhammad saw membuka dialog tentang cara-cara melakukan sedekah dalam berbagai kondisi. Ketika ditanya tentang orang yang tidak memiliki sesuatu untuk disedekahkan, Nabi Muhammad saw mengarahkan agar seseorang berkarya dan bekerja dengan kedua tangannya, bukan hanya untuk mampu memenuhi kebutuhan sendiri tetapi juga berbagi dengan orang lain. Hal ini mengajarkan bahwa kerja keras adalah sebuah jalan yang mengantarkan seseorang untuk bisa bersedekah, minimal untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri, serta nafkah bagi keluarga. Jika ada kelebihan, maka kelebihan ini dapat disedekahkan kepada mereka yang membutuhkan.

Beberapa ulama bahkan memiliki sebuah tradisi yang luar biasa. Mereka melakukan beragam pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan materinya. Istimewanya, sebagian dari mereka membagi harta yang didapat dari pekerjaannya menjadi tiga bagian. Sepertiga untuk kebutuhan diri sendiri dan nafkah bagi keluarga, sepertiga lagi untuk hajat-hajat tertentu seperti biaya untuk melaksanakan haji dan lainnya, sepertiga sisanya dikhususkan untuk sedekah kepada orang-orang yang membutuhkan.

Kembali pada pembahasan hadis diatas, bagi mereka yang tidak mampu bekerja karena keterbatasannya (skill yang kurang mumpuni, lemahnya tenaga, atau mungkin ketika kondisi tidak ada lapangan pekerjaan), Nabi Muhammad saw mengajak untuk menolong orang yang sedang membutuhkan bantuan. Beberapa contoh terkait dengan memberikan bantuan adalah dengan mengajarkan kemampuan atau keterampilan yang dimiliki kepada orang lain tanpa perlu meminta imbalan. Bahkan mungkin juga dengan mendengarkan teman yang sedang menghadapi masalah tanpa perlu menghakimi, memberikan dukungan moral kepada seseorang yang sedang berjuang menghadapi berbagai masalahnya, atau sekadar menjadi pendengar yang baik ketika orang lain membutuhkannya. Dari sini dapat diambil pelajaran bahwa sedekah bukan saja terbatas pada harta, tetapi juga bisa dalam bentuk tenaga dan waktu.

Namun, bagaimana jika seseorang tidak mampu melakukan hal tersebut? Nabi Muhammad saw menekankan bahwa mengajak orang lain untuk berbuat baik juga merupakan bentuk sedekah. Hal ini menunjukkan bahwa perbuatan baik tidak selalu membutuhkan tindakan fisik yang muluk-muluk, tetapi juga bisa melalui perkataan dan nasihat. Ketika mungkin ucapan-ucapan untuk mengajak pada kebaikan pun “ora digagas” (tidak didengarkan) oleh orang-orang di sekitar, atau mungkin karena memang tidak mampu mengajak orang lain untuk melakukan kebaikan, Nabi Muhammad saw memberikan satu alternatif terakhir untuk bersedekah, menahan diri dari melakukan keburukan. Sehingga, menjaga diri dari perbuatan buruk dan tidak menambah kerusakan di lingkungan sekitar kita adalah bentuk derma yang juga sangat penting.

Kisah yang ditampilkan dalam hadis ini menunjukkan betapa para sahabat Nabi Muhammad saw berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan dan selalu mencari jalan untuk mengamalkan sedekah dalam berbagai situasi dan kondisi. Mereka adalah teladan dalam usaha menggapai kebaikan dan kedermawanan. Sementara itu, jawaban-jawaban yang diberikan oleh Nabi Muhammad saw tidak hanya menunjukkan kepeduliannya yang besar kepada para sahabat, tetapi juga pemahamannya yang mendalam tentang keadaan dan kemampuan umatnya.

Dari sini dapat dipetik pelajaran penting bahwasanya sedekah memiliki wujud yang sangat beragam. Sedekah bukan melulu tentang mengeluarkan harta, tetapi juga termasuk berbagai bentuk kebaikan yang dapat dilakukan oleh setiap muslim, sesuai dengan kemampuan dan kondisi masing-masing. Sedekah menjadi sebuah jembatan besar yang menghubungkan aktivitas kehidupan yang tampak duniawi dengan nilai-nilai penting dalam agama, mengajarkan kita untuk selalu berempati dan berusaha memberikan kontribusi positif bagi sesama, dalam bentuk apapun itu. Wallahu a’lam.

Tabik,
Ibnu Masud

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Subscribe Newsletter

Latest Posts