Secangkir Makna

Jika kau bukan anak raja, bukan juga anak ulama besar, maka menulislah.


  • Meremehkan Waktu

    Dalam kitab Mīzān al-‘Amal, Imam al-Ghazali menuturkan, وَكَمْ مِنْ فَقِيهٍ مُسَوِّفٍ يَسْتَهِينُ بِتَعْطِيلِ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ، وَهَكَذَا عَلَى التَّوَالِي، فَيَفُوتُهُ كَمَالُ الْعِلْمِ. فَكَذَا مَنْ يَسْتَهِينُ بِصِغَارِ الْمَعَاصِي يَنْتَهِي بِهِ الْأَمْرُ إِلَى حِرْمَانِ السَّعَادَةِ.وَكَمْ مِنْ فَقِيهٍ مُوَفَّقٍ لَا يَسْتَهِينُ بِتَعْطِيلِ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ، فَهَكَذَا عَلَى التَّوَالِي، فَيُحْرِزُ كَمَالَ النَّفْسِ وَالْعِلْمِ. فَكَذَا مَنْ لَا…

    Baca lebih lanjut: Meremehkan Waktu
  • Ketika Hari Kiamat Tiba-Tiba Menyapa

    Mari kita membayangkan satu pagi yang damai, seperti pagi-pagi kita selama ini. Kita sedang duduk santai menunggu waktu sarapan tiba, eh seketika sesuatu yang dahsyat terjadi. Kita pun tidak sempat bertanya “apa ini?,” apa lagi bersiap-siap. Seketika itu pula, hanya rasa takut yang bisa kita rasakan. Rasa takut yang amat…

    Baca lebih lanjut: Ketika Hari Kiamat Tiba-Tiba Menyapa
  • Empat Jenis Dosa dan Bagaimana Allah Memperlakukannya

    Terdapat sebuah riwayat menarik dari Sayyidnā Ibn Mas’ūd, sebagaimana terekam dalam Mausū‘ah Ibn Abī al-Dunyā, tentang dosa. Beliau menyebutkan bahwa dosa itu ada empat jenis. Dua di antaranya diampuni, sedangkan dua lainnya tidak. Catatan ini penting, karena kita sering kali memandang dosa hanya sebagai kesalahan yang harus dihindari, tanpa memahami…

    Baca lebih lanjut: Empat Jenis Dosa dan Bagaimana Allah Memperlakukannya
  • Teladan dalam Berbagai Kondisi

    Setiap manusia butuh sosok teladan. Kita bisa melihat seorang yang sedang merintis usaha mencari figur yang bisa dia contoh dalam menjalankan bisnis. Pun dengan mahasiswa semester akhir yang mencari role model untuk mereka praktikkan saat memasuki dunia kerja. Bahkan, anak-anak pun secara natural meniru orang-orang di sekitarnya. Kebutuhan akan teladan…

    Baca lebih lanjut: Teladan dalam Berbagai Kondisi
  • Husnuzan Kepada Allah Swt

    Betapa banyak orang yang berhenti berusaha menjadi baik, hanya karena dirinya bergelimang dosa. Ia mungkin berprasangka karena keburukannya, Allah sudah tidak mau lagi mendengarkannya. Ia merasa tak layak berdoa kepada Allah, tak pantas untuk mendekati-Nya. Padahal seberapapun dosa kita, Allah tetaplah dzat yang Maha Besar. Ialah satu-satunya dzat yang berjanji…

    Baca lebih lanjut: Husnuzan Kepada Allah Swt
  • Tundukkan Hawa Nafsumu Pada Akalmu

    Terdapat sebuah pitutur yang terekam dalam kitab Nashaihul ‘Ibad karya Syaikh Nawawi al-Bantani, dikatakan bahwa ﻃُﻮﺑﻰ ﻟِﻤَﻦْ ﻛﺎﻥ ﻋﻘﻠُﻪ ﺃﻣﻴﺮًﺍ ﻭﻫﻮﺍﻩ ﺃﺳﻴﺮًﺍ ، ﻭﻭﻳْﻞٌ ﻟﻤﻦ ﻛﺎﻥ ﻫﻮﺍﻩ ﺃﻣﻴﺮًﺍ ﻭﻋﻘﻠُﻪ ﺃﺳﻴﺮًﺍ “Beruntunglah bagi siapa saja yang menjadikan akalnya sebagai pemimpin atas hawa nafsunya, dan celakalah bagi yang menjadikan hawa nafsunya sebagai…

    Baca lebih lanjut: Tundukkan Hawa Nafsumu Pada Akalmu
  • Tinggalkan yang Tidak Penting

    Nabi Saw pernah bersabda, “Diantara (tanda) kesempurnaan Islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak penting baginya.” (HR. al-Tirmiżī) Mari kita angen-angen (pikirkan) sabda Nabi yang pendek ini. Secara kasat mata, disana ada perintah, atau setidaknya anjuran untuk meninggalkan perkara-perkara yang tidak penting. Namun, penting atau tidak penting ini yang bagaimana?…

    Baca lebih lanjut: Tinggalkan yang Tidak Penting
  • Dunia Modern Memang Tidak Bisa Memahami Kita

    Di berbagai beranda media sosial, ramai pembicaraan soal Trans7 yang dianggap “melecehkan” ulama. Siapa yang menganggap itu sebagai pelecehan? Ya kami, kaum santri. Dalam rangkaian narasi itu, digambarkan seolah Kiai naik mobil mewah, menerima amplop (uang) dari santri, dan seterusnya. Arahnya sama seperti yang sudah-sudah, feodalisme dan sejenisnya. Dunia modern…

    Baca lebih lanjut: Dunia Modern Memang Tidak Bisa Memahami Kita
  • Menghormati Nama Allah

    Mālik bin Dīnār adalah seorang ulama besar yang hidup pada masa tabi’in. Suatu pagi ia keluar dari rumahnya, hendak menunaikan salat Subuh di masjid. Di tengah perjalanan, ia menemukan seorang lelaki tergeletak di pinggir jalan dalam keadaan sangat buruk. Lelaki itu mabuk berat, tidak sadarkan diri, berdebu, dengan busa keluar…

    Baca lebih lanjut: Menghormati Nama Allah
  • Agar Ilmu Menampakkan Dirinya Sendiri

    Imam al-Muzanī, salah satu murid jagoan Imam al-Syāfi’ī, pernah berkata, “Aku membaca kitab al-Risālah karya Imam al-Syāfi’ī sebanyak 500 kali. Setiap kali membacanya, aku selalu menemukan faidah baru yang tidak kudapatkan pada bacaan sebelumnya.” Lima ratus kali lho. Bukan satu-dua kali. Bukan sepuluh atau dua puluh kali. Lima ratus kali…

    Baca lebih lanjut: Agar Ilmu Menampakkan Dirinya Sendiri