-
Mandiri adalah Karakter Orang Saleh
Sayyidah Aisyah Ra pernah ditanya oleh al-Aswad bin Yazid, “Apa yang dilakukan Rasulullah Saw di tengah keluarganya?” Lalu, Sayyidah Aisyah menjawab, “Beliau senantiasa membantu pekerjaan rumah istrinya. Apabila tiba waktu salat, beliau bangkit untuk melaksanakan salat.” Dalam riwayat lain, disebutkan juga bahwa Nabi Saw terbiasa menjahit pakaiannya sendiri, menambal sandalnya, dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga […]
-
Manusia yang Paling Baik Akhlaknya
Anas bin Malik adalah sahabat yang betul-betul mengenal seluk-beluk kehidupan Nabi Saw. Di antara sekian banyak sahabat, beliau termasuk yang paling banyak meriwayatkan hadis. Imam al-Suyuthi bahkan menempatkannya sejajar dengan Abu Hurairah, Ibn ‘Umar, Ibn ‘Abbas, Abu Sa‘id al-Khudri, Jabir, dan Siti Aisyah. Mereka adalah para sahabat yang juga menjadi sumber utama periwayatan hadis Nabi […]
-
Kelembutan
Pada suatu ketika, sekelompok orang Yahudi datang menemui Rasulullah Saw. Mereka mengucapkan salam, tapi dengan niat menghina. Alih-alih berkata “as-salāmu ‘alaikum” — “semoga keselamatan atasmu” — mereka memelintirnya menjadi “as-sām ‘alaikum”, yang berarti “semoga engkau mati.” Kata itu terdengar hampir sama, tapi maknanya jauh berbeda. Ucapan itu dilontarkan bukan sebagai penghormatan, melainkan sebagai ejekan halus […]
-
Hidayah Allah
Menjadi umat Nabi Muḥammad Saw adalah bentuk karunia yang tidak bisa dibandingkan dengan apa pun. Tapi kita sering lupa, bahwa kita menjadi bagian dari umat beliau itu bukanlah soal kepintaran. Bukan pula karena orang tua kita saleh, pun tidak juga karena guru atau kiai kita alim. Kita bisa menapaki jalan ini —Islam— semata-mata karena diberi […]
-
Irādah Allah Tidak Sama dengan Riḍā-Nya
Banyak orang keliru dalam membedakan antara irādah (kehendak) Allah dengan riḍā (keridaan)-Nya, juga dengan maḥabbah (cinta) dan masyi’ah (keinginan). Sekilas memang tampak serupa, tapi sebenarnya ini adalah hal-hal berbeda. Padahal, kesalahan memahami perbedaan itu bukan perkara kecil, karena dari sinilah banyak kekeliruan teologis berawal. Nah, segala sesuatu yang terjadi di alam semesta, baik yang kita […]
-
Tidak Seberat Itu
Kita sering membayangkan sebuah pekerjaan begitu sulit, bahkan sebelum memulainya. Rasanya sudah berat, padahal baru sebatas bayangan di kepala. Entah mengapa, pikiran kita punya kebiasaan memperbesar (dan memperburuk) sesuatu yang belum tentu terjadi. Akhirnya, kita capek duluan, padahal tubuh bahkan belum bergerak. Al-Mutanabbī, seorang sastrawan Arab kondang tempo dulu, pernah menulis satu bait yang menurut […]
-
Apakah Salah Jika Kita “Salam Templek” Kepada Kiai?
Seorang kiai sedang bersalam-salaman dengan masyarakat, entah sebelum atau sesudah pengajian. Tangan sang kiai itu dicium. Wajar, wong namanya orang berilmu, pantas dihormati. Ketika adegan salaman itu selesai, terlihat ada amplop yang berpindah tangan. Ya, dari masyarakat kepada sang kiai. Nah, itulah yang dinamakan “salam templek.” Salam itu artinya salaman, templek itu artinya menempel. Maksudnya, […]
-
Hakikat Silaturahmi
Kata “silaturahmi” sudah begitu akrab di telinga kita. Hampir di setiap momen lebaran, reuni, atau acara keluarga, kata ini selalu diulang-ulang seolah sudah jelas maknanya. Kita pun menggunakannya dengan enteng, seperti sekadar sinonim dari kumpul-kumpul, saling sapa, atau jabat tangan. Tapi sebenarnya, apakah silaturahmi sesederhana itu? Kalau ditarik dari akar katanya, silaturahmi terdiri dari dua […]
-
Sebenarnya, Rezeki itu Apa?
Rezeki, sebagaimana disebutkan dalam KBBI, adalah segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan). Ia bisa berbentuk makanan sehari-hari maupun nafkah. Acapkali, rezeki juga dimaknai sebagai penghidupan, pendapatan, keuntungan, serta kesempatan mendapatkan makan. Rezeki adalah kata serapan dari bahasa Arab al-rizq yang berarti segala sesuatu yang dapat diambil manfaatnya. Dalam al-Qur’an, kata […]
-
Ketika Merusak Sudah Menjadi Kebiasaan (2)
Kita sudah terlampau sering menormalisasi kerusakan, bahkan pengrusakan. Bukan hanya dalam bentuk fisik semata. Mentalitas kita pun tampaknya tidak terlepas dari “mode merusak.” Buktinya, kita sering memelintir kata-kata, memanipulasi data, dan seterusnya. Kita pun sering menampilkan ketidak akuran antar liyan di media-media sosial. Saling mengolok, menjatuhkan, dan tidak jarang menebarkan fitnah serta berita bohong. Duh, […]