Secangkir Makna

Jika kau bukan anak raja, bukan juga anak ulama besar, maka menulislah.


Kategori: Resensi

  • Melamban Bukanlah Hal yang Tabu

    Melamban bukanlah hal yang tabuKadang itu yang kau butuhBersandar hibahkan bebanmu– Perunggu, 33x Begitulah potongan lirik dari tembang berjudul 33x yang dibawakan oleh Perunggu. Rangkaian kalimat ini terasa sangat nyaman didengarkan, tapi tidak ketika dipraktikkan. Bukankah kita sering bersalah ketika sedang melamban? Itulah kita, manusia. Kita lebih suka terburu-buru ketimbang melamban. Entah sejak kapan, kita […]

  • Tafsir Surah al-Kāfirūn dalam Tafsir al-Ṭabarī

    Surah al-Kāfirūn memuat perintah Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw untuk menolak ajakan kaum musyrik Makkah yang menawarkan pertukaran praktik ibadah. Menurut Imam al-Ṭabarī dalam Jāmi‘ al-Bayān, sekelompok pemuka Quraisy mengusulkan agar mereka dan Nabi Saw saling menyembah tuhan masing-masing secara bergiliran dalam jangka waktu tertentu. Usulan ini disertai dengan janji kekayaan, pengaruh sosial, dan […]

  • Pujian dan Kritik al-Tabari Terhadap Mufassir Salaf

    Sebagai penutup muqaddimahnya, al-Ṭabarī menyampaikan catatan evaluatif terhadap para mufassir yang hidup sebelum atau sezaman dengannya. Catatan yang ia rekam ini merupakan penerapan langsung dari kriteria metodologis yang telah ia uraikan sebelumnya. Al-Tabari mengategorikan para mufassir berdasarkan kualitas keilmuan mereka, keabsahan jalur periwayatan, dan kredibilitas metodologi mereka. Bagian ini sangat penting karena menunjukkan bagaimana al-Tabari […]

  • Larangan Tafsir bi al-Ra’y dan Batasannya

    Setelah menetapkan kerangka metodologis tafsir, al-Tabari menghadapi isu yang sangat sensitif: larangan menafsirkan al-Quran dengan ra’y (opini pribadi). Al-Tabari menyajikan berbagai hadis dan atsar yang melarang tafsir bi al-ra’y, kemudian memberikan analisis tentang makna sebenarnya dari larangan tersebut. Ia berusaha menunjukkan bahwa larangan ini tidak berarti menutup pintu ijtihad dalam memahami al-Quran, namun hanya bentuk […]

  • Metodologi Tafsir dan Tingkatan Makna al-Quran

    Setelah membahas aspek teologis al-Quran, al-Tabari beralih pada isu metodologis yang fundamental dalam ilmu tafsir: bagaimana cara yang benar untuk memahami al-Quran? Ia mengembangkan kerangka metodologis yang sistematis dengan membagi ayat-ayat al-Quran ke dalam tiga kategori berdasarkan cara memahaminya. Selain itu, al-Tabari juga menegaskan peran sentral Rasulullah Saw sebagai mubayyin (penjelas) al-Quran, sekaligus menetapkan batasan-batasan […]

  • Makna “Tujuh Pintu Surga” dalam Hadis al-Quran

    Setelah membahas aspek linguistik dan sejarah kodifikasi al-Quran, al-Tabari mengalihkan perhatian pada dimensi teologis yang lebih detail tentang keistimewaan al-Quran. Ia membahas hadis yang menyebutkan bahwa al-Quran “turun dari tujuh pintu surga” dan menganalisis berbagai riwayat yang menjelaskan aspek-aspek kandungan al-Quran. Al-Tabari berusaha mengharmonisasikan pemahaman tentang “tujuh huruf” dengan konsep “tujuh pintu surga,” dengan menunjukkan […]

  • Sejarah Kodifikasi Mushaf dan Kebijaksanaan Utsman ibn Affan

    Setelah menjelaskan konsep sab’ah ahruf, al-Tabari menghadapi pertanyaan penting selanjutnya: bagaimana proses kodifikasi al-Quran berlangsung dalam sejarah? Al-Tabari memberikan penjelasan historis yang cukup komprehensif tentang proses kodifikasi al-Quran, dimulai dari masa Abu Bakar hingga kebijakan unifikasi yang dilakukan Utsman ibn Affan. Ia menggambarkan bagaimana para sahabat, dengan kebijaksanaan dan visi ke depannya, memutuskan untuk menyatukan […]

  • Dialek Arab dan Konsep Sab’ah Ahruf

    Setelah menetapkan bahwa al-Quran seluruhnya berbahasa Arab, al-Tabari menghadapi pertanyaan yang lebih kompleks: dialek Arab manakah yang digunakan dalam al-Quran? Bangsa Arab, meskipun memiliki nama kolektif yang sama, memiliki variasi dialek yang berbeda-beda dalam pengucapan dan struktur bahasa. Al-Tabari membahas konsep “sab’ah ahruf” (tujuh huruf) yang disebutkan dalam berbagai hadis sahih, menjelaskan makna sebenarnya dari […]

  • Kesatuan Bahasa al-Quran dan Bantahan terhadap Teori Multilingual

    Salah satu isu penting yang dibahas al-Tabari dalam muqaddimahnya adalah persoalan bahasa al-Quran. Pada masanya, terdapat perdebatan mengenai apakah al-Quran mengandung kata-kata dari bahasa selain Arab. Sebagian ulama berpendapat bahwa terdapat kosakata asing dalam al-Quran, seperti kata-kata yang berasal dari bahasa Habasyah, Persia, atau Romawi. Al-Tabari secara sistematis membantah pandangan ini dengan membangun argumentasi teologis […]

  • Al-Quran sebagai Mukjizat Abadi

    Salah satu kitab tafsir bi al-ma’ṡūr paling terkenal dan komprehensif adalah Jāmi‘ al-bayān ‘an ta’wīl āy al-Qur’ān atau yang lebih populer disebut dengan Tafsir al-Tabari. Tafsir ini ditulis oleh Imam Abu Ja’far Muhammad ibn Jarir al-Tabari (224-310 H). Beliau adalah seorang mutafannin dalam berbagai cabang keilmuan, termasuk tafsir, sejarah, dan fiqih. Bahkan, beliau dikenal memiliki […]