Secangkir Makna

Jika kau bukan anak raja, bukan juga anak ulama besar, maka menulislah.


Pertolongan Allah

Seorang ayah membawa istri dan anak-anaknya untuk berangkat umrah. Segala persiapan sudah dilakukan. Tiket sudah siap, dan koper-koper ikut bersamanya menuju bandara. Tapi satu sopir yang mengantar mereka menuju bandara sempat salah jalan, dan ini membuat mereka terlambat. Sesampainya di bandara, waktu keberangkatan hanya tersisa beberapa menit. Lautan manusia sudah memenuhi antrean. Bagi siapa pun, peluang mengejar pesawat itu hampir mustahil.

Ia mencoba meminta tolong kepada setiap petugas. Namun, jawabannya hanya satu: “Ikuti antrean, Pak.” Ia bingung sebingung-bingungnya. Kalau ikut antrean, pasti terlambat karena pesawat akan segera lepas landas. Apa yang harus ia lakukan? Uangnya habis, anak-anaknya menangis, dan istrinya menunggu dengan wajah cemas.

Ketika semua jalan telah dicoba, ia menepi dalam kebingungannya. Di pojokan bandara, ia hanya bisa berguman: “Ya Rabb, ya Rabb, ya Rabb…” Begitu doanya. Sebuah seruan kepada Tuhannya yang bisa dibilang tidak indah dan tidak beraturan. Seruannya hanya seperti seruan keputus asaan seorang hamba yang merasa tidak punya daya apapun.

Lalu, sesuatu terjadi. Tiba-tiba ada seorang petugas yang melihatnya. “Bapak, sini. Mana paspornya?” Petugas itu kemudian berteriak memanggil rekan-rekannya, dan seketika ia menggiringnya ke jalur khusus. Orang-orang lain ikut membantu, ada yang mengangkatkan barangnya, ada yang membukakan jalan, dan ada yang berlari bersamanya. Sesaat berikutnya, ia sudah duduk di kursi pesawat, masih terengah-engah, sambil tidak percaya bagaimana semua ini bisa terjadi.

Saya mendengarkan kisah ini dari salah satu kajian Syaikh Sa‘id Kamali di Youtube. Beliau menyebut bahwa peristiwa seperti ini sebagai lutf—kelembutan Allah. Sesuatu yang sering datang tiba-tiba, di luar perhitungan kita, dan terasa mustahil jika dijangkau dengan akal. Kita mungkin tidak menyebutnya karāmah seperti cerita para wali yang bisa terbang di udara —kalaupun benar. Kenyataannya, justru seperti inilah bentuk pertolongan Allah yang sering terjadi dalam hidup kita.

Kita sering sibuk mencari tanda-tanda yang spektakuler: mimpi ajaib, peristiwa diluar nalar, atau pengalaman spiritual yang kelewat luar biasa. Padahal, lutf Allah hadir dalam keseharian kita. Ia bisa menyerupa menjadi sebuah jalan keluar di tengah kebuntuan, bantuan kecil dari orang asing, atau sekadar keberuntungan yang datang begitu saja di waktu yang tepat.

Masalahnya, kita jarang menyadarinya. Seperti kata Syaikh Sa‘id, hati kita terlalu tumpul untuk merasakan kelembutan itu. Kita sibuk menimbang segala hal dengan perhitungan kita sendiri. Lalu lupa, bahwa di balik perhitungan-perhitungan itu, ada kekuasaan besar Allah.

Mungkin kita perlu melatih rasa kepekaan terhadap lutf Allah. Karena setiap kemudahan yang kita peroleh, dalam bentuk apapun, adalah bagian dari skenario besar-Nya. Percayalah, rahmat-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.

Tabik,
Ibnu

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Subscribe Newsletter

Latest Posts