-
Ajaran Tasawuf yang Membumi adalah Puncak Peradaban Islam
Baca lebih lanjut: Ajaran Tasawuf yang Membumi adalah Puncak Peradaban IslamSiapa yang tidak kenal dengan Umar bin Abdul Aziz? Beliau adalah satu-satunya khalifah yang diakui oleh para sejarawan sebagai khalifah kelima setelah sayyidina Ali karramAllahu wajhah. Beliau juga dikenang sebagai khalifah yang disayang rakyatnya, yang menggunakan kekuasaan sebagai alat untuk mencapai kemajuan bersama. Selain itu, beliau juga tergolong orang yang…
-
Menjadi Wali di Zaman Edan
Baca lebih lanjut: Menjadi Wali di Zaman EdanWali sering diceritakan sebagai tokoh-tokoh relijius yang punya berbagai macam karamah dan kesaktian. Ini tidak salah, memang kebanyakan cerita yang beredar di masyarakat kita seperti itu. Hingga kemudian banyak orang menganggap bahwa menjadi wali di era ini adalah suatu hal yang mustahil. Model wali jalur karamah ini memang sudah tidak…
-
NgajiDesain #1: Dribbble dan Estetika Ibnu Rusyd
Baca lebih lanjut: NgajiDesain #1: Dribbble dan Estetika Ibnu RusydIbnu Rusyd (1126–1198 M), seorang filosof asal Spanyol berpendapat bahwa keindahan selalu ditentukan oleh tiga aspek kenyataan fisik, yakni tartib (tatanan), tanasub (proporsi), dan nidzam (harmoni). Sesuatu akan disebut indah apabila hal itu tertata, mengandung stuktur yang padu, dan memiliki harmoni antar-bagiannya. Maka, ajaran estetika ala Ibnu Rusyd sudah pasti…
-
Persahabatan ala Sufi
Baca lebih lanjut: Persahabatan ala SufiImam al-Ghazali merumuskan bahwa setidaknya ada 4 hal yang membuat kenapa seseorang suka bersama dengan orang lain. Pertama, karena adanya kesamaan dalam diri orang itu yang sesuai dengan seleranya, entah itu hal-hal baik ataupun buruk. Kedua, orang lain itu bisa menjadi perantara untuk urusan duniawinya. Ketiga, orang itu bisa menjadi…
-
Belajar Menjadi Biasa Saja
Baca lebih lanjut: Belajar Menjadi Biasa SajaBeberapa waktu terakhir, netizen diramaikan dengan hal-hal yang lumayan kontroversial. Mulai dari ustadz Abdul Somad yang berpendapat bahwa permainan catur itu haram, reuni 212, komparasi Presiden Sukarno dengan Nabi oleh bu Sukmawati, hingga ceramah Gus Muwafiq yang lumayan ”seram” tentang kondisi kelahiran dan masa kecil kanjeng Nabi SAW. Pro-kontra seperti…
-
Aku Mencintaimu
Baca lebih lanjut: Aku MencintaimuImam al-Qusyairi menuliskan salah satu riwayat dalam kitabnya, Risalah al-Qusyairiyyah yang bersumber dari Anas bin Malik bahwa beliau SAW dawuh, “Kapan aku akan bertemu para kekasihku?”. Sontak para sahabat bertanya, “Bukankah kami ini adalah para kekasihmu ya nabi?” Nabi menjawab,”Kalian adalah para sahabatku, para kekasihku adalah mereka yang tak pernah…
-
Cinta, Siapa yang Tahu?
Baca lebih lanjut: Cinta, Siapa yang Tahu?Beberapa waktu yang lalu, pengajian kitab Mukhtar al-Ahadits an-Nabawiyyah di kantor sampai pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi yang bunyinya : أحبب حبيبك هوناما، عسى أن يكون بغيضك يوماما, وابغض بغيضك هوناما، عسى أن يكون حبيبك يوماما Artinya: Cintailah kekasihmu sekedarnya saja, bisa jadi ia akan menjadi musuhmu suatu…
-
Kita Seharusnya Tahu Kalau Kita Tidak Tahu (Bag 1)
Baca lebih lanjut: Kita Seharusnya Tahu Kalau Kita Tidak Tahu (Bag 1)Kanjeng Nabi bersabda, “Barang siapa yang dihendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkannya (menjadikannya ahli) dalam urusan Agama”. Hadits ini sangat terkenal, utamanya jika kita membuka kitab-kitab fiqih karya para ulama salaf, teks hadits ini biasanya diletakkan di atas bagian pembukaan kitab. Penyebutan istilah fiqih sendiri memang berasal dari…
-
Wafatnya Seorang Alim adalah Musibah Terbesar Dunia
Baca lebih lanjut: Wafatnya Seorang Alim adalah Musibah Terbesar DuniaPada suatu kesempatan KH Ma’ruf Amin dawuh “mautul ‘alim mautul ‘alam”. Meninggalnya seorang alim seperti matinya dunia. Pagi ini ada kabar yang sangat menghentak, seorang ‘alim besar Indonesia yang telah terbukti mencetak puluhan ribu kader ulama nusantara meninggal dunia. Hadratu as-Syaikh Maimoen Zubair namanya, bukan saja ‘alim, juga ‘allamah dan…
-
Menilai Maqom Keimanan Kita
Baca lebih lanjut: Menilai Maqom Keimanan KitaImam Al-Ghazali dalam kitabnya yang sangat fenomenal, Ihya’ Ulumiddin mengemukakan bahwa ada 3 tingkatan iman bagi orang yang beriman. Tentu saja tingkatan ini bukan untuk menghakimi orang lain, tapi lebih untuk mengukur seberapa dalam kadar keimanan yang kita miliki, atau sampai manakah ketahanan iman kita sebagai kaum mukminin. Dalam Ihya’…